Kamis, 03 September 2015

Oleh: Muhammad Autad An Nasher

Fisikku  Memang Lemah
Tapi  Nyali Ku Tak Pernah Punah
22 Bulan Memimpin Bangsa
10 Perubahan Siap Menerkam Mangsa
Kesederhanaan yang Ku Punya
Tidur Di Jalan Sudah Biasa
Kemewahan Bukan Lagi Ku Puja
Jabatan Melekat Sirna pun Tak Apa
Tuhan Tak Perlu Dibela
Karena Dia Maha Kuasa
Kritik Caci Tak Menyesakkan Dada
Lawan ataupun Kawan Tak Ada Beda
Aku Memang Cucu Pendiri NU
Satu Langkah Diuntungkan  Itu
Tak Ada Artinya Punya Darah Biru
Hanya Sekedar Dipuja Tak Ada Mutu
Ziarah Kubur Buatku Tafakkur
Hiraukan Saja yang Bilang Kufur
Mereka Sedikit-sedikit Mengatakan Bid’ah
Tak Ada Tujuannya Selain Memecah Belah
Toleransi Harus Dijunjung Tinggi
Pelangi Kehidupan Jangan Dinodai
Agama Ada Bukan Untuk Anarki
Cinta Damai Anti Diskriminasi
Islam itu Rahmatan lil ‘alamin
Bukan Hanya Rahmatan lil Muslimin
Mengajarkan Rahmah Bukan Amarah
Suka Berbagi, Fitnah Kan Punah
Suka Main Pukul Tidaklah Terpuji
Lebih Baik Pentung Disimpan Di Laci
Mengajarkan Kebaikan dengan Cara yang Baik
Menuhankan Selain Tuhan adalah Syirik
Aku Bukan Kiai, Apalagi Wali
Aku Hanya Seorang Santri yang Suka Ngaji
Munculnya Konflik Karena Dengki
Merasa Pintar Mengedepankan Gengsi
http://santrigusdur.com/2015/03/sepotong-puisi-untuk-gus-dur/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar